Pages

Jumat, 11 Februari 2011

Masa Depan Air di Tangan Kita

Siapa yang bisa hidup tanpa air? Pasti jawabannya “tidak ada” kan? Kecuali kita diberi mukjizat luar biasa. Secara normal, tidak ada makhluk Bumi terutama manusia yang bisa hidup tanpa air. Mengapa? Karena 90% tubuh kita terdiri dari air. Sel – sel tubuh kita mengandung 85% - 95% air. Kalau sampai kekurangan air, sel – sel tersebut secara otomatis akan mengkerut, lemas, kehilangan daya dan akhirnya apoptosis (mekanisme kematian sel oleh dirinya sendiri). Kalau sel – sel itu mati, sesuai urutannya –jaringan, organ, sistem organ dan akhirnya seluruh tubuh organisme juga pasti akan mati.
Memang apa, sih, fungsi air untuk tubuh dan keseharian kita, sampai – sampai kita akan mati kalau tidak ada air? Well, air itu banyaaaak banget gunanya. Lihat saja deh, sehari – hari, kita pakai air untuk apa aja, guys? Mandi, mencuci, mengepel, rekreasi, dan yang paling penting untuk manusia adalah MINUM.
Siapa yang sanggup tidak minum selama 24 jam dan tidak merasa lemas? Puasa yang hanya sebentar saja sudah membuat tubuh mengalami dehidrasi. Itulah, salah satu alasan mengapa kita harus melestarikan dan menjaga air untuk kehidupan anak cucu kita kelak di masa depan. Siapa yang bisa menjamin, tahun 2070 nanti jumlah air masih sebanyak sekarang dan masih layak dikonsumsi –kalau kita tidak melakukan apapun mulai dari sekarang, untuk menjaga keberadaannya? Mungkin jumlah air secara keseluruhan tidak akan berkurang, bisa jadi malah bertambah karena es di kutub mencair, tapi bagaimana dengan air layak minum? Yuk kita cari tahu 
Kalian tahu, tidak? Dari seluruh jumlah air yang ada di Bumi, hanya sekitar 1% yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari – hari. Air yang 1% itu tersimpan di sungai, danau, air bawah tanah, dan dalam bentuk es di kutub. Parahnya, sekarang ini sudah banyak sekali sumber air, baik itu sungai, danau maupun air tanah, tercemar. Polutannya beragam, tapi yang sering adalah limbah rumah tangga, misalnya sampah plastik, feces, dan detergen. Ditambah lagi dengan ulah orang – orang yang hanya memikirkan keuntungan pribadi, seperti membuang limbah pabriknya di sungai, laut, di dalam tanah namun tidak mengolahnya terlebih dahulu sehingga limbah tersebut mencemari lingkungan.
Bukan hanya mencemari air, sampah plastik juga bikin mampet saluran air dan akhirnya menyebabkan banjir. Feces alias poop yang dibuang di sungai juga menjadi agen penyebaran bakteri E. coli (Escherichia coli). Di sebagian besar sungai di Indonesia, kadar E. coli sudah melebihi batas normal. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh para ahli, bakteri E. coli tidak hanya mencemari sungai, tapi juga sumur – sumur. Bahkan air ledeng yang selama ini kita anggap bebas bakteri juga sudah tercemar E. coli. Kita semua tahu kalau bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang menyebabkan diare, salah satu penyakit yang menyebabkan tingginya angka kematian pada bayi dan anak – anak khususnya di Indonesia dan negara – negara berkembang.
Limbah detergen yang sulit diuraikan membahayakan kehidupan air di sekitarnya. Kasihan kan, ikan – ikan dan tumbuhan air? Padahal mereka tidak bersalah. Tapi mereka malah menanggung hasil perbuatan kita manusia.
Pohon yang menyerap air hujan dan menyimpan air di akarnya di bawah tanah juga sekarang semakin berkurang karena maraknya illegal logging. Orang yang menebang pohon secara besar – besaran dan tanpa ijin hanya memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Mereka tidak memikirkan dampak perbuatan mereka bagi lingkungan dan warga yang tinggal di sekitar hutan yang mereka tebang. Berkurangnya luas hutan di Indonesia sering kali menjadi penyebab timbulnya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Pada saat seperti itulah air yang sangat berguna untuk kita berbalik menjadi bencana. Kembali ke diri kita.
Semakin banyak sungai tercemar, semakin banyak pohon ditebang, semakin sulit pula mendapatkan air layak konsumsi. Padahal Tuhan sudah luar biasa baik, menciptakan Bumi lengkap dengan air dan oksigennya. Dia tidak menyuruh kita menciptakan air. Tugas kita hanya menjaganya. Sangat memalukan, bukan, kalau kita tidak mampu melaksanakan tugas tersebut?
Ayo sadar wahai generasi muda calon pemimpin di masa depan ! Nasib Bumi di tangan kita. Tidak perlu susah – susah menghentikan praktek illegal logging atau mendatangkan alat berat untuk mengambil sampah di sungai kok. Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah tidak membuang sampah di sungai dan sumber air bersih lainnya. Aksi ini sangat membantu mengurangi pencemaran air. Kedua, hemat air. Bukan berarti kita tidak boleh minum 8 gelas air per hari, tetapi matikan keran bak mandi jika sudah terisi penuh. Jangan sampai meluap. Ketiga, tidak ikut menebangi pohon atau mendukung aksi semacam itu. Minimal, tanamlah satu pohon yang kelak bisa tumbuh besar dan akarnya mampu menyerap air hujan sehingga air itu tersimpan dalam tanah. Jangan hanya menanam, tapi rawatlah pohon itu seperti kita merawat hewan kesayangan kamu. Kelak kita akan menuai hasilnya. Percayalah !
Karena perubahan besar diawali dengan langkah kecil. Karena jarak seribu mil bisa ditempuh dengan diawali oleh langkah pertama. Berhenti bicara. Mulai lakukan sesuatu yang berguna. Karena kita bisa melakukannya. Mumpung belum terlambat. Suatu saat kita akan bilang “Syukurlah dulu kita melakukan ini. Kalau tidak, kita pasti sangat menyesal sekarang.”
AYO AMBIL LANGKAH PERTAMAMU
DAN
SELAMATKAN AIR UNTUK MASA DEPAN !

0 komentar:

Posting Komentar