A Little Princess
“Dengan berpikir serta berperilaku seolah kau adalah seorang putri raja, maka kau akan menjadi putri raja sungguhan”
Novel ini bercerita tentang seorang gadis kecil bernama Sara Crewe, putra dari Kapten Ralph Crewe dari India. Ibunda Sara meninggal setelah melahirkannya, sehingga Kapten Crewe sangat menyayangi gadis cilik yang biasa dipanggilnya dengan sebutan “Nyonya Kecil” ini. Sara adalah seorang anak kecil yang terkadang berpikiran terlalu dewasa. Ia sangat senang membaca buku, buku apapun –dongeng, Revolusi Perancis (dalam bahasa Perancis), dan banyak buku lainnya. Kegemarannya yang lain adalah berimajinasi, membayangkan bahwa ia adalah seorang putri raja –dan karenanya, ia harus bersikap seperti putri raja. Sara selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Pada usia 7 tahun, ayahnya mengirimnya ke London untuk mendapat pendidikan yang baik di Sekolah Khusus Anak Perempuan milik Miss Maria Minchin. Awalnya, kehidupan Sara berjalan baik – baik saja di sekolah itu, karena ia anak yang ramah dan pandai bercerita. Ia bercerita seolah sesuatu benar – benar terjadi, membuat siapapun yang mendengarnya terpesona dan ingin mendengarkan ceritanya sampai habis. Miss Minchin yang materialistis juga memperlakukannya sebagai “murid istimewa”, karena dana yang dilimpahkan Kapten Crewe untuk sekolah miliknya.
Sampai hari itu terjadi. Hari ulang tahun Sara yang ke-11 sekaligus hari kematian Kapten Crewe. Ayah Sara itu meninggal tanpa meninggalkan satu sen pun untuk hidup Sara. Semenjak itu kehidupan Sara berubah total. Gadis kecil bermata hijau keabu – abuan ini tidak boleh mengikuti kelas seperti biasanya dan menjadi pembantu di sekolah itu bersama Becky. Kamarnya yang istimewa pun mesti ditinggalkannya, dan ia pun terpaksa pindah ke bilik di bawah atap, bersebelahan dengan bilik Becky. Setiap hari ia disuruh melakukan pekerjaan berat, diomeli oleh juru masak, disuruh membeli bahan makanan pada saat cuaca dingin bersalju dan jalanan licin berlumpur –cuaca khas kota London. Tapi ia tidak pernah berubah. Ia masih sama, Sara yang selalu membayangkan dirinya adalah seorang putri raja dan selalu bisa menghidupkan imajinasinya. Temannya kini hanya Ermengarde –seorang anak yang lamban dan montok, Lottie –anak kecil berumur 6tahun (keduanya murid di sekolah itu, mereka sering mengunjungi Sara diam – diam di biliknya, tanpa sepengetahuan Miss Minchin), dan Becky –pembantu sekolah yang malang. Bersama – sama mereka hidup dalam imajinasi Sara dan menjalani hidup yang berat dengan berkhayal.
Suatu hari, teman dari Kapten Crewe yang merasa bersalah atas kematian ayah Sara itu, datang ke London dan mencari Sara. Ia merasa bertanggung jawab atas masa depan anak itu. Setelah pencarian selama 2 tahun (ke Paris dan Moskow), ia menemukan Sara di sekolah di sebelah rumahnya. Kehidupan Sara pun kembali membaik. Ia tidak kembali ke sekolah itu. Becky menjadi pelayan pribadinya. Mereka tinggal bersama teman ayah Sara.
Penulis menceritakan segala detail dengan sangat indah, membuai para pembaca masuk ke dalam kehidupan Sara dan segala imajinasinya. Tentang perapian, tentang langit sore, burung layang – layang, dan banyak lagi. Kata – katanya membuat pembaca penasaran dan ingin terus membalik halaman demi halaman untuk mengetahui akhir ceritanya. Setelah membaca novel ini, diri kita pasti akan diliputi rasa hangat dan nyaman, seperti ketika Sara duduk meringkuk di depan perapiannya sambil mengunyah kue muffin bersama Becky. Kaki kita akan terasa jauh lebih ringan dibandingkan sebelumnya. Get it and read it!